Selasa, 29 November 2011

Ada Aku Untukmu


Bunyi ambulan yang menggelegar membangunkan Rina yang pingsan karena menjadi korban kecelakaan beruntun bersama Denis tunangannya.
  Denis.. Denis, kamu di mana ?” Kata Rina ketika membuka matanya.
“ Maaf Mba, korban yang satunya lagi tidak bisa kami selamatkan.” Jawab petugas ambulans yang berada di samping Rina.
“ Gak, mungkin, Denis gak boleh mati.” Kata Rina dan mulai menitikan airmatanya yang mengalir deras.

Rina pun akhirnya sampai di Rumah Sakit tempat Denis dan dirinya di rawat, Rina bergegas menuju kamar mayat, ia ingin memastikan bahwa yang di dengarnya tadi adalah sebuah kesalahan. Tapi ternyata impian tak seindah kenyataan, kini Denis terbujur kaku di atas ranjang, tidak bernafas dan tidak bergerak, membuat air mata Rina mengalir lagi untuk yang kesekian kalinya.Ia pun tak sanggup dan jatuh pingsan tepat di bawah ranjang Denis dan air mata masih menggenang di pelupuk matanya.

“ Rin bangun Rin” Kata orang yang berada di samping Rina.
Perlahan-lahan Rina membuka matanya.
“ Syukurlah Rin, kamu bisa sadar juga, udah tiga jam kamu pingsan.” Kata orang itu lagi .
“ Andra?” Kata Rina yang mulai menyadari keberadaan Andra di sampingnya.
“ Iya, ini aku. Andra Maulana” Jawab Andra membenarkan jawaban Rina.
“ Ndra,........ Denis, .... Ndra, dia sudah ninggalin aku buat selama-lamanya.” Kata Rina sambil memeluk Andra.
“ Maaf aku datangnya telat.” Kata Andra menenangkan Rina yang tengah menangis.
 Gak papa Ndra, kamu dah datang aja, aku sudah besyukur banget.” Ujar Rina sembari menghapus air matanya.
“ Sekarang ayo kita pulang, kasihan Denis kalo pemakamannya di tunda terus.” Kata Andra mengingatkan, Rina pun setuju. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Rina siap berangkat mengantar jenazah Denis pulang dan segera menyolatkan dan menguburkannya.
“ Makasih Rin, Tante tau kamu pasti sedih, tapi jangan terlalu sedih yah, hidup ini gak akan berhenti hanya karna kematian seseorang, suatu hari pasti ada hikmah di balik semua ini.” Kata Ibu Denis menenangkan Rina dan tidak menyalahkan Rina sebagai penyebab kecelakaan maut tersebut.
Rina hanya terdiam.
Setelah pemakaman Denis selesai, Rina pun pamit untuk pulang dan menenangkan dirinya yang memang masih mengingat Denis yang kepergiannya begitu cepat.
Tiga minggu berlalu dan Rina masih dalam keadaan berkabung. Andra sahabat kecil Rina sangat merasakan perubahan yang terjadi pada diri Rina yang sekarang. Andra pun berniat mengembalikan senyum Rina seperti dulu lagi. Ia ingin mengembalikan Rina yang dulu selalu membuat lelucon-lelucon lucu, yang selalu tertawa lepas bersamanya. Andra sadar mungkin selama ini ia telah menyukai Rina sejak dulu, tapi ia tidak menyadari perasaannya sendiri, sekarang setelah Rina seakan menghilang baru ia menyadari bahwa ia merindukan sosok Rina, serta sedih ketika melihat Rina menangis, dan bahagia ketika melihat Rina tertawa.
Inikah yang di namakan cinta sejati?. Ia bertekad mulai sekarang ia akan selalu ada disamping Rina.
 “ Rin, kamu ingat gak gimana kita ketemu dulu?.” Tanya Andra ketika berada di rumah Rina.
“ Lupa.” Jawab Rina singkat.
“ Dulu kita ketemu di sekolah, karna aku anak baru dan gak punya teman, kamu sengaja duduk di sampingku karna teman kamu gak masuk hari itu, dan kamu gak mau duduk sendirian.” Kata Andra menjelaskan awal pertemuan mereka.
“ Oh iya aku ingat dulu mukamu lucu banget, kayak anak ayam kehilangan induknya, makanya aku kasihan dan duduk di sampingmu.” Jawab Rina yang mulai mengingat masa lalunya.
“ Yup, betul banget, kamu ingat gak, kamu tuh nyebelin banget, dulu kamu suka ngisengin aku, kamu suka banget jadiin aku bahan leluconmu ke anak-anak satu kelas, entah itu tentang aku yang suka ngupil lah, suka bicara sendiri lah pokoknya ada aja yang bisa kamu jadiin bahan leluconmu dan aku selalu jadi yang pertama buat kamu korbanin.” Ujar Andra bercanda untuk merangsang ingatan Rina agar bisa kembali ke masa-masa sekolah mereka.
“ Hahaha, iya aku ingat, habis kamu otarngnya terlalu tertutup, jadi anak-anak lain pada penasaran, jadi aku punya inisiatif sendiri buat ngerjain kamu, biar anak-anak lain gak penasaran sama si anak baru hahaha.” Jawab Rina dan mulai tertawa. Ia pun mulai mengalihkan pikirannya dari Denis walaupun itu hanya lima detik, tetapi Andra bersyukur ini berarti masih ada Andra dalam ingatan Rina.
Dalam hati Andra berkata“ Ini baru Rina yang aku kenal, penuh senyum dan selalu tertawa. Semoga Rina bisa melupakan Denis, yang telah tiada.”
Andra mulai menaruh harapan. Ia berharap Rina bisa melihatnya sebagai pria yang selalu ada untuknya. Bukan hanya seorang sahabat tapi ia juga ingin menjadi kekasih, dan juga teman yang akan menemaninya di saat ia sedang sedih ataupun senang. Andra ingin menjadi segalanya buat Rina.
“ Rin, aku pulang dulu yah sudah lama juga aku di sini, besok insya allah aku kesini lagi.” Kata Andra berpamitan.
“ Oke, thanks yah Ndra, kalo gak ada kamu, aku gak tau harus ngapain.” Ujar Rina yang mulai menyadari bahwa tanpa Andra maka hidupnya pasti akan hancur.
“ Yah itulah gunanya teman.” Kata Andra dan tersenyum manis.
Setelah kepergian Andra. Rina baru mulai menyadari pertemuannya bersama Andra seakan-akan sudah di takdirkan. Tapi ada perasaan aneh ketika Andra bilang “ Itulah gunanya teman” Rasanya mengganjal di hati Rina. Karena ia ingin lebih dari sekedar teman biasa dan senyuman Andra barusan membuat hatinya tenang dan hangat. Apakah ia mulai menyadari bahwa Andra adalah takdir yang dikirim tuhan untuknya?
Sesampainya Andra di rumah, Ibunya langsung memanggilnya.
“Ndra, tadi ada telpon dari kampus katanya beasiswa S2 mu diterima, dan mulai minggu depan kamu bisa berangkat ke Australia.” Kata Ibu Andra.
“ Apa ma?, alhamdulilah.” Jawab Andra.
“ Iya, Mama pikir kamu gak bakalan bisa ngelanjutin S2.” Kata Ibu Andra meledek putranya Andra, yang raut mukanya langsung berubah masam.
“ Ah,,,,, Mama, gini-gini Andra tuh pinter juga.” Ujar Andra membela diri.
“ Iya deh iya, anak Mama emang pintar.” Kata Ibu Andra menyerah dan tersenyum bangga akan putra semata wayangnya.
“ Tapi Maa....” Kata Andra dan tidak melanjutkan perkataannya.
“ Tapi kenapa Ndra?.” Tanya Ibu Andra secara tiba-tiba.
“ Nggg,, Gak Ma, gakk pa pa, Andra Cuma lagi mikir aja tapi sekarang dah lupa.” Kata Andra menjelaskan dan pergi masuk kekamar, meninggalkan Ibunya yang masih merasa bingung dengan perkataan Andra barusan.
Andra pun terpaku di kamar tidurnya dan kembali memikirkan kata-kata terakhir dari Ibunya, yang membuat hatinya merasakan sesuatu. Sesuatu yang akan menyebabkan seseorang akan terluka kembali yaitu Rina, apakah ia harus meninggalkan Rina yang masih dalam keadaan berduka, ada rasa penyesalan yang mendalam di hati Andra.

“ Rin, kita perlu bicara, ada sesuatu yang mau aku bicarakan” Kata Andra sesampainya di kampus dan langsung menghampiri Rina yang tengah membaca buku di perpustakaan.
“ Iya, ada apa tumben banget mau bicara berdua?” Tanya Rina yang mulai merasa curiga bahwa akan ada sesuatu yang akan mengejutkannya.
“ Emm itu, tapi kamu jangan sedih yah.” Pinta Andra.
“ Iya, tenang aja airmataku dah kering, jadi gak mungkin nangis lagi.” Jawab Rina sepontan.
“ Oke, kamu tau kan, aku ngajuin beasiswa S2 ke luar negri?” Tanya Andra langsung.
“ Iya.” Jawab Rina singkat.
“ Aku di terima Rin.” Kata Andra.
“ Bagus dong, selamat yah, kapan berngkatnya?.” Jawab Rina dan menanyakan keberangkatan Andra.
“ Seminggu lagi Rin” Kata Andra, dan hanya membuat Rina terdiam untuk beberapa saat tanpa ekspresi.
Kemudian hati Andra berkata “Aku kan jalannya lama 3 tahun Rin, kok kamu gak ada ekspresi sedih-sedihnya sih apa emang aku gak ada artinya yah buat kamu.” Setelah beberapa saat Andra pamit pulang untuk menyiapkan keberangkatannya ke Australia minggu depan.

Setelah kepergian Andra, Rina menutup bukunya dan mulai merenung, tanpa sadar airmatanya pun tumpah tanpa di ketahui Andra, Rina pun menangis kembali, kini ia sadar bahwa ia akan kehilangan lagi untuk kedua kalinya seseorang yang sangat berarti di hidupnya yaitu Andra.

Beberapa hari pun berlalu kini waktunya Andra berangkat ke Bandara, Rina pun belum melihatkan batang hidungnya, dengan berat hati Andra pun berangkat pergi ke Bandara. Sesampainya di Bandara, Rina belum juga tampak, ada rasa kekecewaan di hati Andra. Tetapi ia menepis kekecewaan itu ketika seseorang yang setengah berlari menghampirinya di depan pintu keberangkatan dialah Rina yang telah membuat hati Andra galau.
“ Aku senang kamu datang.” Kata Andra tersenyum setelah melihat kedatangan Rina.
“ Iya lah, gak mungkin aku gak datang.” Jawab Rina sambil bercanda dan menyunggingkan senyum manis di bibirnya.
“ Tunggu aku yah, gak lama kok Cuma 3 tahun.” Pinta Andra secara tiba-tiba.
“ Hah, 3 tahun?. Lama banget.” Jawab Rina yang tak percaya, bahwa ia tidak akan bertemu Andra selama tiga tahun.
“ Hehe, awas jangan nakal, dan jangan melirik ke laki-laki lain loh, pokoknya tunggu aku.” Ujar Andra mengingatkan.
“ Tergantung, kalau yang deketin aku orangnya lebih ganteng, lebih tajir dari pada kamu, kan gak mungkin ku sia-siain haha.” Jawab Rina tertawa dan meledek Andra yang mulai menunjukkan wajah masamnya.
“ Pokoknya aku gak mau tau, tunggu aku sampai aku kembali, kamu gak boleh nikah sama orang lain Cuma boleh sama aku aja.” Kata Andra lagi dan menegaskan keinginannya pada Rina.
“ Kita liat aja nanti. Yah udah cepetan masuk nanti ketinggalan pesawat.” Jawab Rina dan mendorong Andra masuk ke pintu keberangkatan dan mulai melambaikan tangannya yang mengisyaratkan selamat tinggal. Andra pun membalas melambaikan tangannya yang mengisyaratkan sampai jumpa dan menegaskan kembali bahwa ia akan segera kembali dan memohon Rina untuk menunggunya.

Setelah kepergian Andra, Rina kembali membasahi pipinya dengan air mata yang mulai deras tapi airmata ini berbeda dengan airmata sewaktu Denis meninggal dunia, tapi airmata ini karna ia bisa melepaskan Andra dengan penuh kepercayaan dan kebahagiaan serta harapan di masa yang akan datang.

Tiga tahun pun berlalu.

Tanpa terasa waktu pun berjalan cepat dan kini Rina sudah mengenakan jilbab dan menutup auratnya, sekarang ia bekerja di sebuah Bank Syariah ternama serta ia di angkat menjadi manager di Bank tersebut.
“ Bu Rina, denger-denger kabar nie, hari ini direktur kita yang baru bakalan datang.” Kata salah satu karyawannya yang bernama Nila.
“ Iya, saya juga saya juga penasaran seperti apa bos baru kita itu.” Jawab Rina.
“ Mudahan aja, direktur kita yang baru ini orangnya ganteng, muda, dan yang paling penting baik hati dan tidak sombong.” Ujar Nila mendeskripsikan direktur baru yang akan datang.
“ Amienn, mudahan juga dia tertarik sama saya.” Kata Rina meledek karyawanya Nila dan membuat wajah Nila berubah drastis.
“ Ah Ibu, kan Ibu sudah punya Mas Andra yang gak tau kapan datangnya.” Jawab Nila kesal dan segera meninggalkan ruang kerja Rina. Rina pun hanya tersenyum kecil melihat tingkah karyawannya tersebut.
Setelah kepergian Nila, Rina pun teringat kembali tentang kata-kata terakhir Nila tentang Andra, yang sampai hari ini tidak diketahui kabarnya selama setahun ini, terakhir Andra mengatakan bahwa ia di terima kerja menjadi direktur di perusahaan ternama di Australia. Tetapi rina optimis kalau ia memang di takdirkan untuk Andra maka jodoh tidak akan pernah kemana.

Beberapa minggu pun berlalu hari ini akan ada direktur baru yang menggantikan direktur lama yang telah pensiun. Tetapi tiba-tiba handphone Rina berbunyi.
“ Assalamu’alaikum wr.wb, hallo ada apa tante, tumben nelpon Rina pagi-pagi gini.” Kata Rina ketika mengangkat telpon yang ternyata dari Ibunya Andra.
“ Rina gak tau yah, hari ini Andra pulang, kamu bisa gak ikut tante jemput dia di bandara.” Tanya Ibu Andra.
“ Nggg,,, itu saya gak bisa, soalnya hari ini saya sibuk ngurusin kedatangan direktur baru, Emmm,,, saya minta maaf yah Tante, dan sampaikan salam saya ke Andra.” Jawab Rina menjelaskan.
“ Ya sudah gak papa,, tapi Rina gak nyesel nie, kan udah nunggu Andra lama.” Kata Ibu Andra lagi.
“ Gak papa Tante, entar juga ketemu.” Jawab Rina singkat.
“ Oke dehh,,, Kalau begitu Tante mau jalan dulu yah Assalamu’alaikum.” Kata Ibu Andra dan menutup telpon. Di ujung telpon Rina merasa bersalah tapi apa mau dikata ia harus profesional.

Andra akhirnya sampai dan segera menuju ke pintu kedatangan ia sudah rindu ingin bertemu Rina dan keluarganya.

“ Andra.” Kata Ibu Andra begitu melihat putranya.
“ Mama.” Jawab Andra dan menghampiri Ibunya dan memeluknya.
“ Rina minta maaf gak bisa ikut jemput soalnya dia juga lagi sibuk.” Kata Ibu Andra.
“ Kok dia tega sih Ma, apa gak kangen sama Andra.” Jawab Andra yang terlihat sedikit kecewa.
“ Nanti juga ketemu.” Kata Mama Andra menenangkan putranya.
Setelah itu Andra dan Ibunya segera pulang, di tengah jalan Andra berkata bahwa ia harus menghadiri sebuah acara dan ia minta di turunkan di depan sebuah Bank Syariah, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tempat kerja Rina.
“ Inikan?.” Kata Ibu Andra mengingat tapi tidak jadi melanjutkan malah tersenyum kecil dan berkata “ Jodoh emang gak kemana”.
“ Apa maksud Mama?.” Tanya Andra bingung.
“ Ahh,, gak papa, masuk aja nanti juga kamu tau.” Kata Ibu Andra dan menyuruh supir untuk menjalankan mobil menuju rumah. Andra yang tidak tahu menahu mulai bingung dengan apa yang dikatakan Ibunya barusan.
Setelah beberapa saat Andra sekarang berdiri di depan pintu Bank tersebut dan di sambut hangat oleh semua karyawan, Nila yang pertama kali melihat langsung menghampiri dan menyambut direktur baru tersebut dan terpesona oleh ketampanan Andra.
“ Apa Bapak ini direktur baru kami?.” Tanya Nila yang tidak mengenali Andra yang kini telah jauh berbeda dengan foto yang berada di atas meja Rina yang hanyalah seorang pemuda yang memakai kaos oblong, jins biru tua dan topi yang hampir menutupi sebagian wajahnya.
“ Iya betul, kenalkan nama saya Muhamad Andara perdana dari Australia yang di pindah tugaskan kemari mulai hari ini.” Jawab Andra memperkenalkan dirinya.
“ Namanya bagus banget. Apakah saya boleh memangil Anda Pak Andara saja?.” Tanya Nila dengan senyum semangatnya.
“ Silahkan saja, semua orang banyak yang memanggil saya seperti itu.” Kata Andra ramah dan menyunggingkan senyumnya, dan membuat Nila terpesona di buatnya.
“ Silahkan  Pak ikut saya, saya akan memperkenalkan Bapak dengan manajer kami” Kata Nila dan mempersilahkan Andra mengikutinya untuk menuju ke ruangan manajer yang tidak lain adalah ruang kerja Rina.
“ Silahkan masuk Pak, ini adalah ruang kerja manajer kami.” Kata Nila mempersilahkan dan Andra pun mengetuk pintu ruangan dan terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan untuk masuk, perlahan tapi pasti Andra membuka pintu dan ia melihat seorang wanita yang mengenakan jilbab berwarna biru muda senada dengan baju dinasnya yang berwarna biru tua.
“ Emm,,,, apa Bapak ini yang akan menjadi direktur baru kami.” Kata Rina yang belum mengenali pria yang berada di depannya.
“ Iya perkenalkan nama saya Muhammad Andara Perdana.” Jawab Andra dan menyambut tangan Rina.
“ ANDRA.” Kata Rina yang mulai mengenali siapa pria di depannya ini.
“ Emmm iya betul, siapa yah?.” Kata Andra yang juga belum mengenali Rina yang memang berubah drastis, yang ia ingat hanyalah gadis tomboy yang selalu mengikat rambutnya seperti ekor kuda, menggunakan kaca mata minus, dan mengenakan kaos oblong , jins panjang serta sepatu kets. Tapi yang di depannya kini seorang gadis dewasa yang mengenakan jilbab, anggun, memakai pakaian tertutup dari kepala hingga kaki dan memakai high hills serta tidak lagi memakai kacamata minus.
“ Ini aku Rina.” Ujar Rina mengingatkan.
“ Rina?,,,,apa kamu betul Rina yang aku kenal dulu kok sekarang berubah jadi lebih anggun dan cantik, di mana kacamata minusmu dulu.” Tanya Andra yang tak percaya dengan penglihatannya.
“ Iya ini aku Rina Nurul Hudayah, sekarang aku sudah berubah Ndra, jadi lebih cantik kan?.” Jawab Rina lagi dan menegaskan bahwa ia benar-benar Rina yang di kenal Andra dulu.
“ Iya cantik, aku sampai pangling loh, aku kangen kamu Rin, kenapa tadi gak jemput aku di bandara?.” Kata Andra yang terpesona dan jujur bahwa ia merindukan Rina.
“ Sama Ndra aku juga kangen, tapi kenapa setahun terakhir ini kamu gak ada ngubungin aku, aku kira kamu dah lupain aku, kan disana banyak cewek-cewek cantiknya.” Jawab  Rina menjelaskan dan mulai kesal karna Andra tidak menghubunginya selama setahun.
“ Maaf Rin, setahun kemaren aku sibuk menitikan karir ku di Australia dan alhamdulilah aku bisa kembali lagi ke sini, dan tenang aja aku gak mungkin melirik gadis lain selain kamu kok, kan aku sudah janji.” Ujar Andra menjelaskan dan mulai menggoda Rina. Kata-kata terakhir Andra membuat hati Rina tenang dan jantungnya berdebar-debar merasakan kembali cinta yang selama ini ia pendam.

Setelah pertemuan singkat itu Andra mendapatkan pekerjaan tetap dan menjadi direktur utama di Bank Syariah serta Rina sebagai Manajer sekaligus tunangan serta calon istri dari Muhammad Andara Perdana.

Puisi
Aku ada untukmu...

Jadilah setitik embun yang kan menghapus dahagaku.
Jadilah secercah cahaya matahari yang kan menerangi jalanku.
Aku berjanji akupun akan menjadi Embun serta cahaya matahari bagimu.
Karna kamu ada untukku.
Begitu pun aku kan selalu ada untukmu.

For my eks boy friend I will save you in my heart.


TAMAT...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar